Sambut HSN, IGRA Probolinggo Gelar Festival Anak Sholih-Sholihah

Kab. Probolinggo, 18/10/2017 (IGRA) – Di pagi yang cerah ini halaman Kankemenag kabupaten Probolinggo dipenuhi anak-anak, dan guru Raudlatul Athfal (RA) dalam acara mengikuti pagelaran “Festival Anak Sholih-Sholihah” yang dilaksanakan oleh Ikatan Guru Raudlotul Atfal (IGRA) Kabupaten Probolinggo. Acara yang dibuka di halaman Aula Al-Ikhlas ini dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN) dan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama Yang ke 72.
Ketua penyelenggara dalam laporannya menyampaikan; bahwa tujuan dari kegiatan ini untuk mengembangkan bakat kreatifitas dan kemampuan Anak didik agar menjdi Anak yang sholih dan sholihah. Dengan menyertakan kegiatan lomba untuk murid dan guru. Perlombaan yang akan diikuti siswa RA se kabupaten Probolinggo meliputi lomba Tahfidz, Futsal dan Melukis di gerabah. Sedangkan perlombaab untuk guru-guru RA pengembangan inovasi pembelajaran. Hal ini tentunya sudah keputusan bersama antara Ketua IGRA Kabupaten Probolinggo bersama pengurus dan panitia.
Kepala Kankemenag Bapak H. Santoso berkenan membuka kegiatan Festival ini dengan didampingi Kasi PendMa H. Taufik, Staf PendMa Hj. Lilik S., jajaran Pengawas RA/Madrasah, pengurus IGRA tingkat kabupaten dan kecamatan.
“Sebagai Kepala Kantor saya sangat bangga dan memberikan appresiasi khusus kepada pengurus IGRA dan panitia sehingga kegiatan cerdas ini bisa terlaksana. Saya sebut kegiatan cerdas karena merupakan inovasi yang mengupayakan generasi bangsa yang baik, generasi sholih-sholihah, generasi paripurna, penyempurna karakter era mendatang. Tema menyambut Hari Santri Nasional (HSN) dan Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama.”
Hari Santri Nasional (HSN) telah ditetapkan Presiden Jokowi pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal dengan Kepres RI. Nomor 22 Tahun 2015 tiga tahun yang lalu dengan dihadiri ribuan santri dari pelosok negeri. Ini sangat membanggakan kita semua yang penetapan HSN merupakan bentuk penghargaan Pemerintah terhadap peran para santri dan Ulama dalam memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia. Yang juga ditujukan untuk mengenang tokoh-tokoh pejuang Islam seperti KH. Hasyim Asy’ari dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), KH. Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah, Ahmad Soorhati dari Al-Irsyad, Mas Abdul Rahman dari Matlaul Anwar, A. Hassan dari Persis dan juga 17 perwira pembela tanah air (PETA) serta tokoh-tokoh yang lainnya.
Hal ini juga tidak lepas dari dari Resolusi Jihad yang dicetuskan Ulama pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asyari pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya guna mengatasi kembalinya tentara Kolonial Belanda atas nama NICA. Seruan Resolusi Jihad ini adalah “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardlu‘ain wajib bagi setiap Individu”. Sementara Penetapan Kementerian Agama pada tanggal 3 Januari 1946 M / 29 Muharram 1365 H pada Kabinet Sjahrir II merupakan hasil perjuangan panjang. Karena sejak tanggal 19 Agustus 1945 dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sudah dibicarakan pembentukan kementerian/departemen, namun belum disepakati PPKI. yang salah satu menterinya adalah K.H. A. Wahid Hasjim ayah dari Presiden RI keempat KH. Abdurrahman Wahid.
“Bahagia kita, bahagia kita, Jadikan festival sebagai wahana anak usia dini untuk menunjukkan apresiasi terhadap bakat dan minatnya dalam berbagai bidang yang nantinya akan kita lombakan. Sehingga potensi bakat-minat yang dimiliki benar-benar berkembang baik”, tutupnya.(Aan/Wan).

Posting Komentar

0 Komentar