Didampingi Ketua Pokjaluh, Subdit Kemasjidan Bimais Lakukan Ferivikasi Ke Daerah


Kab. Probolinggo, 18/10/2017 (Inmas) Masjid tidak hanya sebagai tempat beribadah seperti sholat namun sekaligus sebagai institusi sosial dan pemberdayaan umat islam; masjid bisa menjadi taman pendidikan Al-Qur’an, bisa pula wahana membangun ekononomi dan politik keumatan sebagaimana di era keemasan Islam Andalusia.
Di zaman Rasulullah Saw. Masjid juga dipergunakan sebagai madrasah untuk syiar Islam, menjadi balai pertemuan untuk mempersatukan berbagai unsur kekabilahan. Masjid juga berfungsi sebagai tempat musyawarah dalam menjalankan roda pemerintahan. Bahkan kala itu Masjid bisa dikatakan sebagai institusi modern yang mampu membangun peradaban umat Islam. Masjid saat itu juga dilengkapi dengan Perpustakaan keislaman yang bisa diakses sekaligus basis kaum intelektual.
Melihat fungsi masjid yang sangat peting, Kementerian Agama sangat konsen memikirkan masjid hingga ke pelosok-pelosok desa. Optimalisasi peran masjid sebagai pemberdayaan keumatan terus saja bergulir. Misalnya, selama dua hari rabu – kamis, 18-19 oktober 2017 Kepala Sub.ditjen Kemasjidan Bimas Islam Kementerian Agama R.I Bpk. Drs. H. Ahmad Zamroni dengan ditemani Ketua Pokjaluh Kemenag Suharto, meninjau lima titik; 4 masjid dan 1 musholla di probolinggo. Keempat titik masjid tersebut adalah : Masjid al-Hiayah desa Pesisir Sumberasih, Masjid al-Falah desa Kerpangan Lecces, Masjid bin Aminudin, Desa Rangkang Kraksaan, Masjid Nurul Istiqlal desa Sumbercenteng Kotaanyar dan Mushollah Nurul Qur’an, desa Banyanyar Lor Gending.
“Kegiatan ini dalam rangka monev dan ferivikasi pengajuan bantuan sarana masjid dan musholla demi meningkatan kualitas tempat peribadatan baik dari segi kelayakan maupun daya tampung sehingga menjadi representatif bagi kebutuhan jamaah”, jelas Suharto. (Aan/Kindy).

Posting Komentar

0 Komentar