Pelantikan PCNU Kab. Probolinggo Masa Khitmad 2014-2019






Kab. Probolinggo (Humas) Bertempat di Pendopo Kabupaten Probolinggo, Minggu, 1 Maret 2015 dilaksanakan acara Pengajian Umum dan Istighotsah Akbar Dalam Rangka HARLAH NU ke 89 dan Sekaligus Pelantikan PCNU Kab. Probolinggo Masa Khidmad 2014-2019 Dengan Tema : Menjadikan NU sebagai Wadah Kebangsaan dan Membumikan ASWAJA Tanpa Menghilangkan Tradisi Keummatan. Acara ini dihadiri oleh Dr. KH. Hasyim Muzadi Rais Syuriyah PBNU dan sekaligus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Perwakilan PWNU Jatim terdiri dari Drs. KH. Syafrudin Syarif (Katib PWNU) Prof. Dr. Muzaki, M.Fil (Sekretaris Umum), H. Rosyidi, S.Ag (Wakil Bendahara), PCNU Se Wilayah Tapal Kuda, Jajaran Lembaga, Lajnah, Banom serta MWC.NU, PRNU Se Kab. Probolinggo, tampak Pula Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si Anggota DPR-RI, Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo, Jajaran SKPD, Camat serta Kepala Kantor Kemenag Kab. Probolinggo H. Busthami, SH. M.HI. dan kasubag TU Kemenag Drs. H. Atok Illah, M.Pd.
Dalam sambutannya Prof. Dr. Muzaki, M.Fil (Sekum PWNU) mewakili KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH. MM (Ketua Tanfidziyah PWNU) menyampaikan terima kasih kepada para undangan dan seluruh panitia atas terselenggaranya acara ini, terutama kepada Bupati Probolinggo dan jajarannya yang telah memberikan tempat kepada PCNU sehingga pelaksanaan pelantikan hari ini cukup istimewa karena bertempat di Pendopo Kab. Probolinggo. Untuk itu atas nama PWNU Jawa Timur kami menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga dan selalu berharap dukungannya sehingga keberadaan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan benar-benar mampu berperan di kalangan pemerintah dan masyarakat.
Sementara bagi pengurus yang dilantik kita himbau hendaknya mampu mengaktualisasikan sesuai dengan isu-isu yang berkembang saat ini yang mencakup beberapa hal, antara lain; 1. Isu dakwah, sebagai ormas terbesar di Indonesia NU harus mampu berperan aktif dalam menangkal paham-paham yang dapat merongrong eksistensi NKRI, 2. Isu Pendidikan, NU harus mampu mewujudkan cita-cita nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, 3. Isu Ekonomi, dalam hal ini kita harus berupaya untuk memahami bagaimana kita bisa membangun perekonomian masyarakat Indonesia mampu bersaing dengan dunia luar, 4. Isu Kesehatan, BPJS misalnya ini sebagai barokah bagi seluruh masyarakat Indonesia tentunya warga NU didalamnya, sementara pengambil manfaat terbesar bukanlah dari kita dikarenakan kita tidak mengetahui secara detail sistem jaminan sosial tersebut, harapannya kedepan Asosiasi Rumah Sakit, PCNU Probolinggo bisa bersinergi juga dengan PWNU Jatim dalam keempat isu stategis tersebut.
Bpk Drs. H. Hasan Aminuddin, M.Si (Muhtasyar PCNU dan sekaligus Anggota DPR RI) mengharapkan kepengurusan PCNU yang baru dilantik mampu memberikan perubahan dan pencerahan, jadi apa yang diprogramkan oleh NU sebagaimana ceramah ilmiyah dari PWNU tadi, PCNU Kab. probolinggo saat ini bukan hanya retorika belaka, namun sudah pada tataran amaliyah dan aplikatif sebagaimana tahun sebelumnya bahwa PCNU Kab. Probolinggo bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membuat kebijakan yang mengarah pada kemaslahatan masyarakat Probolinggo. Kepengurusan PCNU kita benahi bersama, bagaimana sekiranya yang duduk dalam bidang-bidang di NU merupakan orang-orang yang berkompeten dibidangnya, sehingga mereka mampu memprogram dan melakukan perubahan yang dinamis dalam penataan NU kedepan, marilah kita berkhidmad dengan meningkatkan ruhul jihad, semoga umur kita barokah dan mati khusnul khotimah.
Sementara itu Dr. KH. Hasyim Muzadi Rais Syuriyah PBNU dan sekaligus Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menyampaikan arahannya kepada para pengurus Nahdlatul Ulama yang hadir agar para warga NU teruslah berjuang untuk mengaktualisasikan kebijakan NU sebagai rekomendasi kepada pihak pemerintah, harus mampu menyikapi segala aspek kehidupan dengan langkah-langkah kongkrit dalam upaya membendung paham-paham keagamaan yang tidak sesuai dengan koredor kenegaraan, Indonesia merupakan negara yang berdasarkan Pancasila bukan negara agama, NU sudah final menerima asas tunggal Pancasila sebagai dasar negara sejak Munas NU Situbondo, tanggal 21 Desember 1983 / 16 Rabiul Awwal 1404 H.
Maka sampai sekarangpun Nahdlatul Ulama tetap mendukung bahwa negara kita bukanlah negara islam namun NKRI merupakan negara yang berdasarkan Pancasila. Kalau kita diam maka akan hadir musuh islam yg sesungguhnya yakni kaum yahudi dan nasrani sebagaimana telah digariskan dalam Al-Qur’an, kita harus bersatu, harus kuat dan tetap dalam satu komando. Bercerai berainya umat akan menggerogoti kamajemukan itu sendiri, yang perlu kita ingat adanya perlawanan taarud dan penyusupan tadahul, imprealisme dan lain-lain, yang mana semua itu akan mempreteli islam menjadi lebih jauh dari jalur yang semestinya. Adanya kekuatan baru seperti neo komonisme  akan memperkeruh suasana, menjadi musuh bersama TNI-POLRI dan seluruh warga negara. Nidhom kita jangan korat karit, karena kekuatan itu bergantung pada managerialnya, saya sepakat dengan sambutan Ketua PCNU terpilih KH. Abdul Hadi Saifullah bahwa kita harus menata kekuatan bersama-sama dengan pemerintahan, kita memiliki akses kesana untuk membangun negara ini, sudah banyak wakil kita di DPR RI, DPRD Tingkat Provinsi dan Daerah harapannya mereka bisa benar-benar mampu mengemban amanah umat untuk mengambil kebijakan yang pro rakyat dan tetap amanah dalam menjalankan tugasnya, kedepan sekitar 5000 calon doktor yang akan di kuliahkan ke luar negeri, ini harus kita akses, demi membangun organisasi tentunya demi bangsa dan negara. Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh beliau Dr. KH. Hasyim Muzadi, semoga Barokah dan ada hikmah, amin. (Ansori).

Posting Komentar

0 Komentar